Saturday, August 28, 2010

Melayu VS Cina

Di sini, saya ingin berkongsi pengalaman saya mengenai kerajinan orang cina dan kemalasan orang Melayu kita. Kisah ini berlaku ketika saya dalam perjalanan pulang ke kampung halaman saya baru-baru ini. Ketika itu, saya berada di dalam bas yang dalam perjalanan ke Batu Pahat, kampung halamanKU. Pada ketika itu, jam menunjukkan jam 5 pagi, dan sesudah saya berhenti untuk bersahur di Tangkak. Ketika saya memandang ke luar tingkap, saya melihat dua orang cina tua, sedang menyusun surat khabar yang akan dijual pada hari itu. Mereka sangat tekun dalam menjalankan tugas. Perkara ini sangat menarik minat saya. Pada hemat saya, mereka sangat rajin dan tekun dalam melakukan kerja yang memberikan mereka rezeki. Apa yang menarik minat saya, mereka ini sudah lanjut usia, namun masih bertenaga untuk mengangkat bebanan surat khabar yang berat itu, dan yang lebih penting, mereka ini orang cina. Perkara ini memberikan maksud yang begitu mendalam kepada saya. Bila saya mengenangkan nasib kaum saya, atau lebih senang orang Melayu, saya rasa sangat kecewa. Saat orang lain pergi ke sekolah, ke tempat kerja, ke masjid dan surau, orang Melayu pergi ke warung-warung untuk minum secawan teh yang tak pernah habis. Lepas secawan, secawan lagi diteguknya. Ada juga yang sedang sibuk di jalanan, merempit tak sudah. Apa nak jadi dengan orang kita ini? Ke mana hala tuju kita? Adakah hanya bangun bila matahari sudah terpacak di atas kepala, baru hendak bangun. Lepas je bangun, terus pergi ke kedai mamak, melepak bersama teman-teman yang menceritakan tentang orang lain yang tak pernah habis. Di mana silap kita? Jadi, untuk menjadi insan yang diredhai, kita perlu memilih untuk menjadi orang yang berjaya, bukan hanya menjadi orang melakukan perkara yang sia-sia.

Harapan saya, kita akan sama-sama bangun dari lena yang panjang. Bangkit bersama-sama yang lain, untuk memajukan diri kita khususnya, dan masyarakat Melayu kita amnya. Tuhan telah menyebut di dalam kalam-Nya.

13:11. Baginya pengiring, di depannya dan di belakangnya, yang menjaganya dengan perintah Allah. Allah tidak mengubah apa yang di dalam satu kaum sehingga mereka mengubahi apa yang di dalam diri mereka sendiri. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi satu kaum, tidaklah ada pengembaliannya; selain daripada-Nya, mereka tidak ada pelindung.

Jadi, kita sebagai hamba-Nya perlu berusaha dengan lebih gigih lagi untuk mendapat keredhaan-Nya, supaya kita sentiasa merasa diri kita ini hamba kepada-Nya..
InsyaAllah..(^_^)



1 comment:

  1. Urm...Melayu, Cina atau India kalau malas mana pon aku tak kisah.. tapi aku memang kisah kalau orang Islam yang pemalas dan terlalu berharap pada orang lain.. ish, tak indipendent betul~~ (kekadang aku pon malas gak) hehe...gambatte!! berubah untuk terbaik!

    ReplyDelete